, Kementan Fokus Infrastruktur, Peningkatan Produksi, dan Ekspor Pangan Di APBN 2018
Bahas Anggaran 2018, Kementan Fokus
Infrastruktur, Peningkatan Produksi, dan Ekspor Pangan
Jakarta
- Memasuki pertengahan tahun 2017, DPR-RI bersama pemerintah sudah menggodok
perencanaan anggaran untuk tahun 2018. DPR bersama pemerintah dalam hal ini
Kementerian Pertanian melaksanakan Rapat Kerja dengan agenda pembahasan
penyempurnaan alokasi anggaran menurut fungsi, program, kegiatan tahun 2018
sesuai hasil pembahasan Badan Anggaran serta pembahasan RKA-K/L dalam RUU
APBN-P 2017 bertempat di ruang rapat Komisi IV DPR-RI beberapa hari yang lalu
(10/07/2017).
Sebagai
Ad Interim (Pejabat Sementara) Menteri Pertanian kepada Siti Nurbaya Bakar yang
juga menjabat sebagai Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan. Menteri Pertanian
Andi Amran Sulaiman sendiri tidak dapat menghadiri rapat karena harus bertugas
ke luar negeri.
Rapat sendiri dihadiri lebih dari setengah anggota Komisi
IV DPR yang terdiri seluruh fraksi atau sepuluh fraksi. Dalam penjelasannya, Menteri Siti
menyampaikan tema Rencana Kerja Pemerintah Kementerian Pertanian tahun 2018
adalah Pengembangan Infrastruktur dan Penguatan Investasi untuk Percepatan
Peningkatan Produksi dan Ekspor Pangan. Dalam hal ini, kebijakan operasional
yang akan dijalankan ada 10 poin yakni : (1) percepatan produksi dan
perbanyakan benih, (2) penyediaan dan perbanyakan indukan sapi, (3) penyediaan
pasokan air (embung dan bangunan air lainnya), (4) pengembangan
kawasan/kluster, (5) percepatan dan peningkatan produksi dan swasembada, (6)
hilirisasi pangan dan pertanian, (7) perbaikan/pergantian varietas unggul
bermutu, (8) pengembangan lumbung pangan dan ekspor di wilayah perbatasan, (9)
percepatan pengembangan pertanian organik, (10) sinergi program dan kegiatan
lintas eselon I dan Kementerian/Lembaga. Selain itu, Menteri Siti juga
menyampaikan target-target produksi 12 komoditas strategis dalam rangka
pembangunan ketahanan pangan yang terdiri dari padi, jagung, kedelai,
tebu/gula, daging sapi/kerbau, cabai, bawang merah, bawang putih, karet, kopi,
kakao, kelapa dalam, dan kelapa sawit.
Untuk
target makro sendiri yakni : (1) PDB pertanian tumbuh 3,8 persen, (2)
penyerapan tenaga kerja pertanian 34,7 juta orang, (3) Nilai Tukar Petani (NTP)
sebetar 103,99, (4) Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 90,5.
Raker
kali ini sendiri dipimpin langsung oleh Ketua Komisi IV Edhy Prabowo.
Kegiatan-kegiatan prioritas yang diusulkan melalui APBN-P 2017 yakni : (1)
pengadaan benih ledelai, (2) produksi/bantuan benih bawang putih, kentang,
mangga, jeruk, manggis, salak, durian, pisang, kengkol, pete, dan pengendalian
OPT hortikultura, (3) produksi/bantuan benih/bibit lelapa, cengkeh, pala, kopi
robusta, kopi arabika, kakao, lada, karet, jambu mete, dan pengendalian OPT
perkebunan, (4) pengadaan bibit sapi dan IB sapi, (5) produkai benih hortikultura,
benih perkebunan, dan bibit peternakan oleh Badan Litbang Pertanian, (6)
pengawalan dan pendampingan pelatihan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan
dan peternakan.
Beberapa
program sempat menjadi bahan perhatian anggota dewan ketika menyampaikan
tanggapannya terhadap rancangan program kerja kementerian pertanian. Hermanto,
Anggota dari Fraksi PKS dapil Sumatera Barat I sempat menyoroti program cetak
sawah baru, luas tambah tanam. Herman mengeluhkan masih kurang distribusi air
untuk areal cetak sawah baru. Menanggapi hal ini, Kementerian Pertanian
sebenarnya memiliki program pembangunan embung dan irigasi yang masuk dalam
skala prioritas. Telah diketahui Kementerian Pertanian bersama Kementerian Desa
dan PDTT bekerjasama membangun 30 ribu embung yang mampu mengairi 4 juta hektar
lahan. Menteri Siti pun berpendapat pemerintah bersama-sama membangun irigasi
dengan pembagian Kementerian PUPR membangun irigasi primer dan skunder, dan
Kementerian Pertanian irigasi tersier dan cacing. "Kekurangan air di luar
pulau Jawa sebenarnya terjadi kekeringan karena jenis tanah nya berbeda, di
Jawa mampu terbentuk harpen, sehingga air tidak langsung masuk menyerap, mampu
menggenang. (kedepannya) akan dibuat Strategi penggiliran air", ungkap
Mentri Siti
Hermanto
juga sempat mengapresiasi program KRPL (Kawasan Rumah Pangan
Lestari)."Program ini sangat membantu ekonomi ibu-ibu karena mereka punya
waktu yang banyak, sehingga bisa bertanam", ujar Hermanto. Uniknya, ketika
ada diskusi mengenai kelapa sawit,Pimpinan rapat Edhy Prabowo sempat
mengkritisi kebijakan Uni Eropa terhadap sawit Indonesia. Pada intinya, Edhy
sependapat dengan kebijakan Menteri Pertanian bahwa Indonesia tidak boleh
didikte Uni Eropa karena justru Uni Eropa yang ketergantungan terhadap produksi
sawit Indonesia.
Komentar
Posting Komentar